Memimpin dan Menggerakkan Orang



Tugas utama seorang pemimpin adalah menggerakkan orang yang sedang dipimpinnya. Pekerjaan itu tidak selalu mudah, apalagi kalau orang-orang yang dipimpinnya itu belum mengerti tujuan dan untung  rugi terhadap apa yang harus dikerjakan. Bahkan, akan lebih sulit lagi, apabila mereka yang dipimpin menolak perintah atau  tidak sepenuhnya tulus mengikutinya.

Ada beberapa cara untuk menjadikan seseorang  mengikuti perintah seorang pemimpin. Pertama, adalah melalui peraturan yang sifatnya memaksa. Pemimpin membuat peraturan, tata tertib, juklak, juknis untuk memaksa orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya melakukan suatu pekerjaan sebagaimana yang diinginkan. Selain itu, peraturan tersebut juga diberikan ancaman, sanksi atau hukuman terhadap siapa saja yang melanggar aturan atau tata tertib tersebut.

Cara menggerakkan orang melalui peraturan seperti itu pada ukuran-ukuran tertentu cukup efektif, namun  tidak akan bisa efektif dilakukan dalam waktu lama. Setiap orang memiliki sifat jenuh atau bosan, tatkala harus mengerjakan sesuatu pekerjaan dalam rentang waktu yang lama.  Dalam suasana seperti itu, orang kemudian akan menjalankan tugasnya secara formal, yakni hanya memenuhi syarat dan ketentuan formal yang digariskan. Hasil kerja seperti itu  tidak akan bermutu.

Pekerjaan yang dijalankan hanya sebatas formalitas akan selalu mengabaikan mutu yang sebenarnya diinginkan. Selanjutnya yang terjadi adalah  kamuflase, kebohongan, kepalsuan, kepura-puraan, munafiq dan bahkan juga korup. Akan tetapi,  karena keterbatasan kemampuan seorang pemimpin, maka apapun resiko yang dihadapi tetap dijalankan. Sebab, tidak semua  pemimpin selalu memiliki kelebihan, sehingga pilihan yang  diambil  adalah memaksa dengan berbagai peraturannya itu.    

Kedua menggerakkan orang bisa ditempuh dengan cara memberi harapan keberuntungan di masa depan. Seseorang  mau menjalankan sesuatu kalau sekiranya akan menguntungkan bagi dirinya. Oleh karena itu, ada saja pemimpin yang memberikan gambaran tentang apa yang akan diraih di masa depan,  manakala ada kesediaan melakukan sesuatu yang harus dikerjakan. Dengan cara itu, maka seseorang akan mengikuti keinginan pemimpinnya.

Ketiga, bahwa untuk menggerakkan orang adalah dengan membagi-bagi kasih sayang. Terkait dengan cara itu,  maka seorang pemimpin  selalu berusaha membangun kebersamaan dalam meraih cita-cita, menanamkan semangat berjuang dan sekaligus berkorban, menunjukkanj ketulusan dan  ketauladanan. Selain itu juga memberikan kepedulian, dan mengakui akunya terhadap  orang-orang yang dipimpinnya.

Di antara berbagai cara tersebut, oleh karena orang-orang yang dipimpin selalu memiliki karakter, watak, dan atau perilaku yang berbeda-beda, maka pilihan itu harus disesuaikan dengan keadaan orang-orang  yang dipimpinnya itu. Mungkin saja, memimpin  dengan pendekatan paksaan melalui peraturan,  suatu ketika lebih tepat. Akan tetapi,  pada saat lain harus diberikan harapan dan juga kasih sayang dan ketauladanan yang tepat.

Dalam hal menggerakkan orang sebagai tugas pemimpin, al Qur’an telah memberikan pandangan yang komprehensif dan mendasar. Berbagai karakter, watak dan perilaku manusia pada umumnya telah dijelaskan oleh kitab suci itu. Gambaran  itu akan  sangat penting digunakan  sebagai dasar untuk menggerakkannya.   Al Qur’an juga memberikan gambaran tentang pentingnya hukuman, harapan,  kasih sayang dan bahkan bagaimana seharusnya manusia itu diperlakukan hingga mereka mau bergerak, tidak terkecuali  agar mengikuti kemauan pemimpinnya. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.