Menulis Untuk Keabadian



Oleh : Muhammad Noer

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” (Pramoedya Ananta Toer)

Setiap orang punya cerita. Setiap orang punya pengalaman hidup. Setiap orang punya keahlian.

Setiap cerita, pengalaman dan keahlian dapat ditularkan kepada orang lain lewat menulis. Sebuah tulisan, akan mampu meneruskan cerita, pengalaman dan keahlian seseorang melebihi usianya sendiri.

Barangkali itulah yang dimaksud oleh Pramoedya Ananta Toer bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Dengan tulisan, Anda meneruskan sepenggal kisah hidup Anda kepada generasi selanjutnya.

Banyak orang pintar dan rajin membaca namun jarang menulis. Orang tersebut punya banyak keterampilan dan pengalaman, namun tidak meneruskannya lewat tulisan.

Hal ini sangat disayangkan karena apa yang dikuasai orang tersebut mungkin hanya akan bermanfaat buat dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Bayangkan jika orang tersebut menuliskan apa-apa yang dia kuasai. Tentu dampaknya akan lebih luas. Dia bisa membawa pengaruh dan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat. Dan keahliannya akan terus tercatat buat generasi selanjutnya. Meskipun orang hanya mengenalnya dari tulisan.


Menulis Untuk Keabadian

Apakah Anda mengenal Plato? Ibnu Sina? Albert Einstein?

Anda dan saya tentu tidak pernah mengenal langsung tokoh-tokoh tersebut. Tapi kita mengetahui mereka lewat karya-karyanya. Lewat tulisannya.

Mereka boleh jadi telah meninggal puluhan, ratusan, atau ribuan tahun yang lalu. Namun tulisannya tetap dikenang dan memberi nuansa pemikiran bagi generasi setelahnya. Apa yang mereka tinggalkan menjadi inspirasi buat generasi selanjutnya.

Bayangkan jika mereka tidak pernah menuliskan itu semua. Dijamin kita tidak akan mengenal mereka dan pemikiran yang telah mereka sumbangkan.


Bagaimana Memulai Menulis?

Anda mungkin berkata, ya para tokoh tersebut bisa menulis karena mereka orang yang berbakat. Sedangkan saya? Menulis satu paragraf pun kesulitan.

Sikap itulah yang banyak dipegang orang. Akibatnya mereka tidak pernah menuliskan pemikiran atau perenungannya walau cuma satu paragraf sekalipun.

Padahal menulis tidaklah sulit. Anda sudah belajar sejak sekolah dasar dulu.

Mau tau rahasianya?

Rahasia ini sangat sederhana. Tidak perlu pakai teori yang aneh-aneh. Cukup paksakan dan biasakan diri Anda untuk menulis. Ambil buku catatan, hidupkan komputer, dan mulailah menulis. Tidak usah terlalu banyak dipikirkan atau dikritisi. Yang penting mulailah belajar menuangkan gagasan Anda, pemikiran Anda, perenungan Anda.

Mungkin pada awalnya tulisan tersebut berantakan. Toh tidak mengapa. Tidak ada orang yang langsung sukses pada kesempatan pertama. Anda punya kesempatan banyak untuk memperbaikinya nanti. Dengan melatih dan membiasakan diri menulis, Anda akan semakin terampil. Ala bisa karena biasa.


Anda Sebenarnya Seorang Yang Ahli

Setiap orang pada dasarnya ahli di bidangnya masing-masing. Ada yang ahli dalam sejarah, ada pula yang menguasai sastra. Ada yang berbakat untuk urusan teknologi, ada pula yang sangat fasih di bidang internet dan social media. Ada yang pintar memasak, ada pula yang sangat berbakat dalam berkebun.

Dengan demikian, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak menjadi yang terbaik di bidang Anda masing-masing. Selama Anda menemukan dan mengetahui bidang tersebut, maka Anda-lah sang pakar. Setiap orang pastilah memiliki sesuatu yang memang dimudahkan untuk dirinya.

Selanjutnya, Anda perlu memikirkan bagaimana meneruskan apa yang menjadi bidang keahlian Anda, untuk diteruskan dan dituliskan. Agar ia bermanfaat buat orang banyak dan tetap abadi dibaca orang.

Jangan sampai Anda pintar luar biasa, tapi tidak satupun yang pernah Anda tuliskan.

Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, Anda akan hilang dari sejarah dan masyarakat.

Karena itu menulislah untuk keabadian.

Teruskan pemikiran dan perenungan Anda kepada generasi selanjutnya bahkan setelah Anda tiada.

-----

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.